Harusnya rasa ini tidak menyiksa sedemikian rupa. Aku hanya
ingin menyimpannya jauh di dalam lubuk hatiku, tempat sesungguhnya dirimu
bertahta. Aku harus sadar dan tahu diri, kamu hanyalah dambaan semu-ku. Biarlah
rasa ini tetap ada karena aku terlalu merindukanmu, rasa ini yang akan
mempertemukan aku denganmu dalam setiap jengkal waktu aku merindu. Biarlah
biarlah dia tetap ada menyiksa batin, aku rela. Itulah satu-satunya yang
tersisa kini, perasaanku terhadapmu.
Aku tak pernah menyesal bertemu kamu, walau akan menyisakan
sejuta perih di hati. Kamu lah yang benar-benar pernah aku cintai. Walau tidak
bisa bersamamu, aku akan selalu menjagamu dalam diam. Aku tidak akan pernah berhenti
merindumu walau dalam senyap dan pekat malam sekalipun, kamu akan tetap ada di
sini di relung hatiku. Datanglah datang kepadaku kapanpun kamu mau, aku selalu
siap menjadi tempat kamu bekeluh kesah. Aku akan selalu menunggumu sampai esok
yang tak terhitung, percayalah aku selalu ada untukmu.
Dan jika sudah waktunya kamu pergi menjemput kebahagiaan
hidupmu, aku akan tahu diri dan pergi tapi izinkan aku membawa serta rasa cinta
yang pernah bersemayam ini. Bolehkah aku ?
“ padanglah langit
senja yang merah menjingga. Semoga kita akan bertemu di langit yang sama”
19 Oktober 2012
TJ's